BPPTKG: Merapi Luncurkan Awan Panas, Masyarakat Belum Perlu Mengungsi

BPPTKG: Merapi Luncurkan Awan Panas, Masyarakat Belum Perlu Mengungsi
Yogyakarta, 12shiocasino.com -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memastikan awan panas guguran Merapi yang meluncur sejauh 5 kilometer Rabu (9/10) malam adalah yang terjauh sejak gunung tersebut berstatus siaga (level III), November 2020 lalu.

"Yang tadi malam ini adalah yang terjauh," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam jumpa pers daring, Kamis (10/3).

Luncuran awan panas guguran ke arah tenggara ini, menurut Hanik, melampaui jarak luncur material erupsi Merapi ke arah yang sama pada 25 Juni 2021 lalu. Yakni, sejauh 3 kilometer.

Sedangkan luncuran awan panas guguran ke sisi barat daya terjauh adalah 3,5 kilometer pada Agustus 2021 lalu.

Namun, Hanik memastikan bahwa luncuran semalam termasuk rentetan awan panas guguran yang terjadi setelahnya masih belum melebihi radius potensi bahaya rekomendasi BPPTKG.

Pada sektor tenggara, potensi bahaya guguran lava dan awan panas meliputi Sungai Woro sejauh tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan lontaran vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau 3 kilometer dari puncak.

Sementara pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer. Kemudian Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh tujuh kilometer "Jadi sejauh lima kilometer (tenggara) itu masih di atasnya Bunker Kaliadem sedikit," kata Hanik.

"Nah sampai dengan saat ini potensi masih ada di alur-alur sungai sehingga kami masih mempertahankan status Siaga dan masyarakat belum perlu untuk mengungsi," sambung dia.

Adapun pemicu rentetan guguran awan panas guguran tadi malam hingga Kamis (10/3) dini hari, menurut Hanik, disebabkan karena runtuhnya kubah lava bagian tengah kawah karena tekanan magma.

Kubah lava bagian tengah ini sendiri hingga saat ini masih terus bertumbuh. Volumenya, kini tercatat sebesar 3,2 juta meter kubik. Terus tumbuh karena mendapat suplai magma di posisinya yang stabil.

"Karena posisinya ada benar-benar di tengah, dia akan stabil. Jadi guguran hanya akan ada di sekitar di dalam kawah tersebut," papar Hanik.

Magma kental yang erupsi ke permukaan menumpuk di sekitar ventilasi kemudian membeku dan membebani secara terus menerus.

"Begitu ada tekanan terus menerus, (terjadi) akumulasi tekanan kemudian yang pertumbuhan (kubah lava) terus menerus. Kecenderungannya, ketidakstabilan ada di sisi tenggara gitu. Sehingga begitu ada tekanan dan ada bukaan maka dia terjadi awan panas yang menerus seperti ini," urai Hanik.



Sebelumnya, BPPTKG mengamati terjadinya peningkatan aktivitas seismik pada Gunung Merapi, Rabu (9/3) tengah malam. Rangkaian kejadian awan panas guguran kemudian muncul sepanjang periode ini.

BPPTKG mencatat lima kali kejadian awan panas guguran pada 9 Maret tengah malam. Tepatnya, pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, 23.53 WIB.

"APG (awan panas guguran) tercatat di seismogram dengan amplitudo max 75 mm dan durasi max 570 detik. Jarak luncur ±5 km ke arah tenggara. Arah angin ke barat laut," tulis Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporannya, Kamis (10/3).

BPPTKG turut mencatat kejadian hujan abu yang mengguyur sejumlah wilayah. Antara lain Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dan Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Sementara pada 10 Maret 2020, BPPTKG mencatat 11 kali kejadian awan panas dalam periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB. Terjadi pada pukul 00.22, 00.54, 01.00, 01.22, 01.35, 01.59, 02.07, 02.43, 02.58, 03.00, dan 04.43 WIB

Awan panas tercatat di seismogram dengan durasi maksimal 191 detik. Jarak luncur maksimal 2 kilometer ke arah tenggara atau Kali Gendol.

Peningkatan aktivitas seismik yang terpantau Rabu malam mulai melandai memasuki Kamis pukul 01.30. "Pasca kejadian awan panas guguran, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran," pungkas Hanik.

Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻