Pentagon: Bantuan Pesawat Tempur Tiba di Ukraina

Pentagon: Bantuan Pesawat Tempur Tiba di Ukraina
Ukraina menerima sejumlah pesawat tempur dan suku cadang pesawat pada Selasa (19/4). Kemhan AS atau Pentagon mengatakan, peralatan militer untuk memperkuat angkatan udara negara itu datang dari berbagai negara.

Kiev telah mendesak pengiriman pesawat tempur selama berminggu-minggu. Ukraina meminta Barat menyediakan jet tempur asal Rusia, MiG-29. Sebab, pilot mereka telah mahir menerbangkan pesawat jenis itu.

Juru bicara Pentagon, John Kirby, tidak mengungkap jumlah maupun asal pesawat tempur yang telah tiba di Kiev. Namun, permintaan Ukraina tampaknya telah dipenuhi. Kirby mengindikasikan, pesawat-pesawat itu adalah buatan Rusia.

"Tanpa merinci apa yang disediakan negara-negara lain, mereka [pasukan Ukraina] telah menerima platform dan suku cadang tambahan untuk dapat meningkatkan ukuran armada mereka," tutur Kirby, dikutip dari AFP, Rabu (20/4).

"Negara-negara lain yang memiliki pengalaman dengan pesawat semacam itu telah membantu mereka mendapatkan dan mengoperasikan lebih banyak pesawat," sambungnya.

Kirby menambahkan, AS membantu pengiriman sebagian suku cadang. Tetapi, pihaknya tidak mengangkut pesawat utuh. Terlepas dari detail bantuan itu, pengiriman jet tempur menegaskan perubahan sikap Barat.

Washington awalnya enggan mengerahkan persenjataan berat untuk Kiev. Sebab, pihaknya berupaya menghindari pertikaian langsung dengan Rusia.

emungkinan pengiriman pesawat dari Polandia sempat dibahas pada awal Maret. Namun, Washington membatalkan rencana tersebut lantaran tak ingin membahayakan posisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Oleh karena itu, AS juga mengurungkan niat memberikan persenjataan berat.

Tetapi, Washington tampaknya telah berubah pikiran. Pada Rabu (13/4), Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan militer senilai USD 800 juta (sekitar Rp 11,4 triliun).

Bantuan teranyar itu meliputi meriam howitzer. Tentara NATO kemudian akan melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan howitzer yang baru dikirim itu.

Penanganan howitzer AS pada dasarnya tidak berbeda dengan howitzer milik militer Kiev. Namun, artileri dari Washington itu memiliki peluru 155 milimeter. Sementara itu, Ukraina masih menggunakan peluru 152 milimeter buatan Rusia.

Biden mengadakan panggilan video dengan para pemimpin negara pada Selasa (19/4). Komunikasi itu melibatkan Prancis, Inggris, Jerman, Rumania, Polandia, Italia, Kanada, Jepang, dan Komisi Eropa.

Mereka dikabarkan mencapai konsensus untuk meningkatkan tekanan terhadap Kremlin. Para pemimpin tersebut juga menegaskan kembali komitmen kepada Kiev. Mereka berencana menyediakan bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan yang berkelanjutan.
Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻