Bendung Protes Warga Adat, Ekuador Tetapkan Keadaan Darurat di Tiga Provinsi

Bendung Protes Warga Adat, Ekuador Tetapkan Keadaan Darurat di Tiga Provinsi
Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, mengumumkan keadaan darurat di tiga provinsi pada Jumat (17/6) untuk mengadang protes masyarakat adat yang kerap disertai kekerasan.

Keadaan darurat memungkinkan presiden untuk mengerahkan angkatan bersenjata. Mereka memiliki wewenang untuk menangguhkan hak-hak sipil dan menerapkan jam malam.

Aturan itu turut berlaku untuk provinsi Ibu Kota Quito, Pichincha.

"Saya berkomitmen untuk membela ibu kota dan negara kita," jelas Lasso, dikutip dari AFP, Sabtu (18/6).

Populasi pribumi mencakup lebih dari satu juta penduduk Ekuador. Mereka terus melancarkan protes anti-pemerintah sejak Senin (13/6).

Mahasiswa, pekerja, dan pendukung lainnya telah turun ke jalanan untuk mengikuti demonstrasi. Para pengunjuk rasa kemudian memblokir jalanan di seluruh negeri, termasuk jalan raya menuju Quito.

Mereka memanfaatkan gundukan tanah, cabang pohon hingga ban yang dibakar untuk menutup jalan-jalan. Hanya dalam beberapa jam, demonstran berhasil memblokir jalanan di setidaknya 16 dari 24 provinsi di Ekuador.

Seiring waktu bergulir, bentrokan meletus antara pasukan keamanan dan demonstran. Bentrokan tersebut telah menyebabkan sedikitnya 43 orang terluka dan 37 lainnya ditangkap.
Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻