Ternyata Telegram Kualitas Keamanan Privasinya Buruk!
December 29, 2021
Add Comment
Namun hal ini diungkap oleh salah satu pendiri aplikasi Signal yaitu Moxie Marlinspike, yang membukakan mata orang-orang yang menganggap Telegram sebagai aplikasi pesana online dengan fitur yang lengkap dan yang menawarkan privasi dan keamanan tingkat tinggi kepada penggunanya.
Karena menurut Marlin, dalam cuitannya di Twitter bahwa membahas terkait keamanan dan privasi, Telegram menjadi salah satu pilihan buruk. Ia bahkan bingung kenapa banyak orang yang masih menyebut Telegram sebagai aplikasi yang memberi layanan enkripsi penuh.
“Heran bagiku bahwa sampai saat ini hampir seluruh liputan di media masih menganggap Telegram sebagai aplikasi perpesanan yang terenkripsi,” tulis Marlin.
It's amazing to me that after all this time, almost all media coverage of Telegram still refers to it as an "encrypted messenger."
— Moxie Marlinspike (@moxie) December 23, 2021
Telegram has a lot of compelling features, but in terms of privacy and data collection, there is no worse choice. Here's how it actually works:
1/
Berdasarkan cuitannya juga telah mengungkap beberapa kebenaran yang dilakukan oleh Telegram seperti, aplikasi pesan online tersebut menyimpan semua kontak, grup, media, dan setiap pesan yang pernah pengguna kirim atau terima dalam teks biasa di server mereka.
Jadi seluruh data seperti percakapan para pengguna tetap disimpan di server Telegram sehingga pihak Telegram dapat melihat data tersebut. Jadi Kebingungannya adalah bahwa Telegram memungkinkan pengguna untuk membuat “obrolan rahasia” yang sangat terbatas (tanpa grup, sinkron, tanpa sinkronisasi).
Teknologi privasi sebenarnya bukan tentang mempercayai orang lain dengan data Anda. Karena pesan yang penggguna kirim seharusnya hanya dapat dilihat olehnya & penerima. Detail grup hanya boleh dilihat oleh anggota lainnya. Mencari kontak Anda seharusnya tidak mengungkapkannya kepada orang lain.
Tentunya hal ini cukup bertentangan dengan arti pesan terenkripsi yang sebenarnya, dimana seharusnya sistem enkripsi sendiri hanya memungkinkan pengirim dan penerima pesan untuk melihat pesan yang terkirim, dimana saat ini hal tersebut diterapkan oleh Signal hingga aplikasi lain seperti WhatsApp.