Beda Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Divaksinasi dan yang Belum

Beda Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Divaksinasi dan yang Belum
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap cenderung lebih aman dari gejala yang parah saat terinfeksi Covid-19 dan menunjukkan respons kekebalan yang lebih baik terhadap virus dibandingkan dengan mereka yang belum menerima vaksin. Hal yang sama juga berlaku untuk varian Omicron yang sangat menular. Meskipun sebagian besar kasus Omicron sejauh ini lebih ringan, orang yang tidak divaksinasi tetap berisiko.

Banyak spekulasi mengapa varian Omicron yang menyebabkan gelombang ketiga Covid-19 ini lebih ringan dari varian sebelumnya. Beberapa ahli mengaitkannya dengan kekebalan alami yang diperoleh dari infeksi sebelumnya, beberapa lagi mengatakan hal itu karena vaksinasi mencegah gejala yang parah.

Jadi, baik orang sudah divaksinasi, bahkan dengan booster, dan orang yang belum sama-sama berisiko terinfeksi. Hanya saja, mereka mengalami gejala yang berbeda. Selama gelombang kedua, data mengungkapkan bahwa persentase yang sakit parah lebih tinggi pada kelompok orang yang tidak divaksinasi.

Demikian pula ketika varian Omicron datang. Gejalanya berbeda untuk orang yang divaksinasi dan tidak, terutama dalam hal tingkat keparahan. Laporan menunjukkan sakit kepala, pilek, nyeri sendi, sakit tenggorokan adalah beberapa gejala umum yang dilaporkan pada orang yang divaksinasi lengkap, sedangkan gejala yang lebih parah seperti kesulitan bernapas, sesak napas bisa timbul jika belum divaksinasi.

Selain tingkat keparahan, lamanya virus bertahan juga berbeda. Menurut Peter Chin-Hong, dokter spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, Amerika Serikat, orang yang divaksinasi cenderung mengalami gejala Omicron dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Orang yang divaksinasi lengkap akan mengalami gejala selama satu atau dua hari, sedangkan orang yang tidak divaksinasi mungkin menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih, kata ahli.

Studi awal telah menunjukkan bahwa varian Omicron Covid-19 sangat ringan. Sakit kepala, demam ringan, tenggorokan gatal, nyeri tubuh ekstrem, keringat malam, muntah, dan kehilangan nafsu makan adalah beberapa gejala varian baru yang paling sering dilaporkan.

Dibandingkan dengan Delta, gejala seperti batuk terus-menerus, kehilangan penciuman dan rasa, serta demam tinggi lebih jarang terjadi di Omicron, kata Prof. Tim Spector, Kepala Aplikasi studi gejala ZOE.

Kasus virus corona yang telah berlangsung sejak awal pandemi 2020 selalu naik dan turun. Namun, satu hal yang paling konsisten tentang virus SARs-COV-2 adalah ketidakpastiannya. Varian baru bermunculan, dan terbaru adalah Omicron. Karena itu, ahli menyarankan untuk memprioritaskan vaksinasi Covid-19. Jika sudah divaksinasi lengkap, segera dapatkan suntikan booster. Selain itu, selalu terapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak sosial, dan mencuci tangan dengan sabun.
Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻