Krisis Ukraina dan Meja Panjang Putin yang Mengejutkan

Krisis Ukraina dan Meja Panjang Putin yang Mengejutkan
Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu guna mencari titik temu krisis Ukraina diwarnai kejutan.

Kejutan itu adalah bahwa kedua presiden negara besar itu berbicara berdua dengan jarak yang cukup jauh, di meja putih sepanjang 6 meter!

Foto pertemuan mereka dirilis resmi oleh Kremlin dan Kemlu Rusia dan dimuat ulang oleh kantor-kantor berita dan media Barat. Tak menunggu lama, pemandangan ganjil itu langsung memunculkan banyak meme.

Banyak yang mentertawakan atau mengejek mengapa Putin mengajak Macron ngobrol dengan jarak sejauh itu.
Meja panjang Putin itu juga memicu spekulasi. Semula, ada yang berspekulasi bahwa Putin sengaja memberi pesan ‘tidak ramah’ kepada dunia Barat dengan menghadirkan meja sepanjang itu.

Analis lainnya bahkan berpendapat itu menggambarkan Putin sesagai sosok yang jauh dan terisolasi. "Jelas bahwa dia semakin sendirian," kata analis politik independen Konstantin Kalachev kepada AFP.

“Kesepian itu jelas, sepertinya dia tidak lagi peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dia,” imbuhnya.

Namun, versi resmi dari Kremlin menyatakan bahwa meja panjang itu disediakan karena Macron menolak untuk dites Covid setiba di Moskow.

Hal serupa juga berlaku pada Kanselir Jerman Olaf Scholz yang bertandang beberapa hari kemudian.

Kanselir Jerman pengganti Angela Merkel itu menolak dites Covid sehingga akhirnya dia mendapat suguhan meja 6 meter.
Langkah ini ditempuh karena Putin yang berusia 69 tahun harus dilindungi dalam bubble pencegah Covid-19, sehingga harus dalam jarak yang aman dalam berinteraksi.

Sebuah foto yang dilansir Kremlin sebelumnya juga menunjukkan Putin yang berdiskusi dengan Menlu Sergei Lavrov tentang info terbaru krisis Ukraina dari jarak yang cukup jauh.
Foto ini juga memicu meme kocak.
Meja Karya Orang Italia 25 Tahun Lalu
Kemunculkan meja panjang 6 meter itu rupanya membahagiakan Renato Pologna. Orang Italia ini adalah pemimpin sebuah perusahaan yang membuat meja putih yang kini populer itu. Pologna memperkirakan, meja karyanya itu kini seharga 100 ribu euro atau Rp 1.622.154.600.

"Saya bangga, saya selalu bersemangat ketika melihat pekerjaan saya berlatar belakang sesuatu yang penting. Saya harap ini membawa keberuntungan melawan perang,” ujarnya kepada media Italia Corriere sebagaimana dikutip dari Daily Mail.
Ketika ditanya tentang meme yang muncul terkait meja panjang itu, Pologna menganggapnya 'sangat lucu'.

Pologna menjelaskan bahwa meja itu memiliki panjang enam meter dan lebar dua setengah meter, sebagian besar terbuat dari kayu ek atau oak, dan benar-benar unik.
Pologna menyebut pengerjaan meja itu ’sangat menantang', dengan aksen hiasan permukaan meja terbuat dari daun emas.

Ketika ditanya apakah meja itu dibuat khusus untuk digunakan selama pandemi dalam rangka jaga jarak, Pologna menyangkalnya.

"Mungkin berguna untuk tujuan itu tetapi yang pasti panjangnya tidak ada hubungannya dengan pandemi. Saya membuatnya 25 tahun yang lalu!" jawabnya.

Pologna mengatakan bahwa meja itu hanyalah satu bagian dari proyek yang lebih besar yang ditugaskan kepadanya, yaitu untuk menyesuaikan interior salah satu bangunan Kremlin dari tahun 1995 hingga 1997.

Gedung yang sama, katanya, pernah menjadi tuan rumah pertemuan G8 pada tahun 1997. Perusahaan Pologna saat itu mendapat tugas mendesain furnitur, lantai, penerangan, perapian, langit-langit, dan pelapis dinding marmer.

Ketika ditanya tentang harga meja yang kini menjadi bagian sejarah krisis Ukraina tersebut, Pologna mengatakan pada saat itu dia dibayar dalam mata uang Italia, yaitu lira. Negaranya mengadopsi mata uang euro pada 2002.

“Saya tidak ingat angka pastinya. Kami masih berbicara tentang lira dan saya mengatakan beberapa miliar lira,” katanya. Pada tahun 1999, satu euro bernilai 1,9 lira. Sebagai perkiraan, dia mengatakan sekarang meja itu akan bernilai 100.000 euro.

Pologna mengatakan bahwa Kremlin bukan satu-satunya kliennya dari kelas atas.
Kliennya antara lain syeikh dan keluarga kerajaan di Arab serta sultan di Malaysia.

"Pada suatu waktu saya mendapat perintah dari keluarga Khadafi (Moamar Khadafi, Libya) dan Saddam (Saddam Hussein, Irak),” katanya tanpa merinci lebih lanjut.
Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻