Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anies Diminta Segera Bertindak

Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Anies Diminta Segera Bertindak
Hari ini Jakarta kembali menjadi kota terpolusi di dunia berdasarkan hasil pengukuran indeks kualitas udara (AQI). Berdasarkan data terbaru per hari ini, Senin (20/6) pukul 09.00 WIB, kualitas udara Jakarta mencapai angka 175.

Buruknya kualitas udara di Jakarta menjadi sorotan Anggota fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak. Ia meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil tindakan untuk mengurangi polusi di ibu kota.

"Pencemaran udara yang sangat berbahaya ini jelas harus diatasi, dan terburuk di dunia. Seluruh penduduk DKI terdampak," kata Gilbert dalam keterangannya, Senin (20/6).

Menurut Gilbert, kualitas udara yang buruk sudah terjadi sejak 17 Juni 2022. Polusi udara dapat mengurangi angka harapan hidup warga Jakarta. Ia bahkan menilai kondisi itu lebih bahaya dari AIDS.

"Jelas polusi beracun ini mengurangi angka harapan hidup sebesar 4 tahun dan lebih berbahaya dari AIDS dan penyakit lainnya," kata Gilbert.

Gilbert menduga beberapa waktu belakangan juga sudah terdeteksi peningkatan kasus gangguan pernafasan di masyarakat sebab sudah berlangsung lebih dari 2 minggu. Maka itu ia meminta agar masyarakat diberi edukasi untuk bisa ikut mengurangi polusi.

"Masyarakat perlu sadar agar mengurangi kendaraan pribadi, dan menggunakan masker di luar rumah. Kebijakan ganjil genap yang diperluas hingga 26 jalur sebaiknya dievaluasi, karena walau dinyatakan mengurangi kemacetan, tetapi nyatanya polusi bertambah," jelas Gilbert.

Pria yang merupakan anggota Komisi B DPRD DKI itu meminta agar Anies segera bertindak mengurus masalah polusi udara yang ada di Jakarta.

"Tidak perlu menata kata untuk memberi penjelasan soal penyebab dan hal lainnya, tetapi yang diperlukan adalah tindakan. Jakarta butuh pemimpin, bukan pejabat. Seorang pemimpin seharusnya bekerja dengan hati demi rakyat, bukan harus diberi tahu," pungkas Gilbert.

Sebelumnya Wagub DKI Jakarta Riza Patria mengatakan kembali normalnya mobilitas masyarakat menjadi penyebab polusi udara meningkat. Hal ini telah menjadi perhatian jajarannya.

Program pemerintah terkait polusi udara juga terus dijalankan. Namun, menurut Riza hasilnya tidak bisa instan.

"Semua itu perlu waktu semua program itu kita akan laksanakan, teman-teman tahu program banjir, transportasi, taman dan polusi semua program, semua program kepastian pangan dan sebagainya penanganan COVID semua akan kami laksanakan tapi itu perlu waktu proses," kata Riza, Kamis (16/6).
Share This :
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Add Your Comments

bold <b>b</b>
italic <i>i</i>
underline <u>u</u>
HTML<code></code> use Parser

Emoticon
Parser
😊
😉
😀
😁
😎
😍
😜
😑
😇
💖
😯
😱
😭
👍
🍻